Persalinan prematur adalah persalinan bayi yang terjadi saat usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Persalinan prematur ini beresiko besar terhadap kehidupan bayi selanjutnya. Pasalnya, organ bayi yang dilahirkan masih belum berkembang sempurna. Sedangkan bagi ibu yang melahirkan biasanya tidak memiliki resiko.
Faktor Penyebab
Beberapa faktor fisik maupun psikologis turut menyebabkan terjadinya persalinan bayi prematur. Faktor fisik seperti kelelahan, anemia, gizi buruk, kelainan rahim, keadaan iklim, dan kelainan janin menyebabkan kontraksi rahim sebelum waktunya. Selain faktor fisik, keadaan psikologis ibu juga turut menentukan.
Dewasa ini sebagian wanita lebih suka bekerja di luar rumah sehingga beban pekerjaannya dua kali lipat. Seorang ibu harus memikirkan tugas kantor bersamaan dengan tugas rumah. Keadaan ini acapkali menyebabkan stres dan kelelahan. Nah, bila sudah demikian rahim mudah sekali berkontraksi.
Trauma tertentu seperti terjatuh atau dihantam benda keras juga dapat menyebabkan kontraksi rahim yang berujung pada persalinan bayi prematur. Oleh karena itu, sebaiknya orangtua dan keluarga benar-benar menjaga kehamilan agar bisa melahirkan tepat waktu.
Keadaan lain yang menyebabkan persalinan bayi prematur adalah ketuban pecah dini dan perdarahan. Ketuban pecah dini disebabkan selaput ketuban yang robek sebelum waktunya. Pada kasus KPD, bayi harus segera dilahirkan agar tidak mungkin hidup di dalam rahim tanpa cairan ketuban.
Perdarahan yang disebabkan plasenta previa (plasenta letak rendah) ataupun solusio plasenta (plasenta terlepas sebelum waktunya) memaksa ibu untuk melahirkan bayinya sebelum cukup bulan. Perdarahan pada ibu mengancam nyawa bayi bila tidak dilahirkan. Tentunya pilihan melahirkan lebih baik daripada bayi meninggal di dalam rahim.
Resiko Pada Bayi
Bayi yang dilahirkan sebelum waktunya beresiko mengalami beberapa trauma seperti:
- Hipotermi: suhu tubuh kurang dari 370 C. Hal ini disebabkan lapisan lemak di bawah jaringan kulit masih sangat tipis. Lanugo dan vernik kaseosa (lemak) yang menyelimuti bagian luar tubuh bayi juga belum terbentuk sempurna.
- Sesak nafas. Surfaktan pada paru-paru bayi prematur masih belum penuh sehingga paru-paru tidak berkembang secara sempurna.
- Hipoglikemia: kekurangan glukosa darah. Sebelum mendapatkan ASI, bayi menggunakan cadangan lemak untuk kebutuhan energinya. Karena cadangan lemak bayi prematur masih sangat rendah, maka rawan terjadi hipotermi. Keadaan ini akan bertambah parah apabila bayi kedinginan. Bila keadaan ini tidak segera diatasi akan mengakibatkan kerusakan otak permanen.
- Sulit menyusu. Reflek bayi prematur terkadang masih kurang sensitif. Beberapa bayi prematur mengalami kesulitan saat disusui.
Mengingat banyaknya resiko yang timbul akibat persalinan bayi prematur, sebaiknya kehamilan benar-benar dijaga hingga aterm. Bayi yang dilahirkan prematur diduga kurang optimal otaknya dibanding bayi normal. Hal ini karena pada masa akhir kehamilan terjadi proses hubungan antar sel saraf dan perbanyakan sel otak yang tidak bisa dilanjutkan setelah melahirkan.
Tags: #Bayi Kembar Siam #Faktor Bayi Premature #Kehamilan Trisemester 2 #Melahirkan Bayi Premature #Penyebab Bayi Premature #Persalinan Bayi